Next Post
[aioseo_breadcrumbs]

Produksi Beras Nasional Surplus, DPR Pertanyakan Siapa yang Menyerap Beras Petani

Pekerja saat mengangkut karung berisi beras yang belum terpakai di Gudang Bulog Divisi Regional DKI Jakarta, Kelapa Gading, Kamis (18/3/2021). Dirut Perum Bulog Budi Waseso menegaskan tahun ini Indonesia tidak akan mengimpor beras. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)
Pekerja saat mengangkut karung berisi beras yang belum terpakai di Gudang Bulog Divisi Regional DKI Jakarta, Kelapa Gading, Kamis (18/3/2021). Dirut Perum Bulog Budi Waseso menegaskan tahun ini Indonesia tidak akan mengimpor beras. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta – Sejumlah Anggota Komisi IV DPR RI menanyakan ke mana hasil serapan panen petani yang selama ini dilakukan. Pasalnya, hasil penyerapan yang didengungkan tidak terlihat di lapangan. Hal ini disampaikan Anggota Komisi IV dari Fraksi PKB, Ibnu Multazam saat rapat dengar pendapat umum (RDPU) bersama perkumpulan penggilingan padi dan pengusaha pedagang beras Indonesia.

“Saya bertanya, hari ini kan sedang masa panen walaupun sudah akhir. Dan kalau kita bergerak naik kereta dari Jawa Timur ke Jakarta itu akan melewati pematang sawah, lalu apakah gabah-gabah ini tidak diserap oleh teman-teman penggilingan? Kalau tidak diserap lalu siapa yang menyerap,” ujar Ibnu, Rabu, 7 Desember 2022.

Berikutnya, Ibnu menanyakan apakah hasil panen atau rendemen padi yang dipanen mengalami penurunan. Kalaupun turun, kata Ibnu, maka harus ada evaluasi baik dari sisi kebijakan maupun dari sisi komisi (pengawasan).

“Kita tidak usah malu-malu kalau ada yang salah karena kalau rendemen turun produksi beras nasional juga pasti turun. Jadi sekali lagi pertanyaan saya ke mana yang barusan panen ini? Ke mana barang itu dan siapa yang menyerap,” katanya.

Pertanyaan serupa juga disampaikan Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi Gerindra, Darori Wonodipuro. Dia menanyakan ke mana beras hasil panen petani dialirkan mengingat data yang muncul saat ini kondisi beras nasional dalam posisi surplus.

“Nah pada saat surplus ini ke mana barangnya? apakah kita makan lima kali sehari atau ada pengusaha besar yang nyimpan atau datanya gede. Intinya biar kita tidak saling menyalahkan apalagi sudah ada badan pangan nasional tapi semuanya menonjolkan stok. Ini menyatakan cukup tapi nyatanya enggak jelas gitu,” katanya.

Menjawab hal ini, Ketua Perpadi, Sutarto Alimoeso menegaskan bahwa penggilingan yang berada di bawahnya terus beroperasi setiap hari. Artinya, beras yang selama ini dipertanyakan berada di gudang-gudang penggilingan dan gudang-gudang petani.

“Saya baru pulang dari Malang kemudian ke Madiun Ngawi dan Solo. Di sana memang masih ada yang masuk ke penggilingan tetapi persoalannya adalah harganya tinggi. Kemudian ada di mana surplus itu? kalau saya lihat ada di petani karena di Malang saja penggilingan beroperasi setiap hari,” katanya.

Di tempat yang sama, Anggota Komisi IV Fraksi PKS, Slamet meminta Perpadi dan para pedagang lainya untuk sama-sama mempertanggungjawabkan datanya karena beras merupakan komoditas utama bagi jutaan manusia.

“Apa yang disampaikan bapak-bapak hari ini akan kita pakai acuan tetapi ini menyangkut kepada nasib petani kita secara prinsip sebenarnya kita tidak ingin impor kalau kemudian merusak dari para petani kita mudah-mudahan bapak akan bertanggung jawab secara moral bahwa data yang disampaikan bapak betul dan mudah-mudahan tidak akan mencederai lebih dari para petani kita,” jelasnya.

 

Sumber : https://www.liputan6.com/

kanaljam

Related posts

Newsletter

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.

ban11

Recent News